Senin, Juni 01, 2009

TELO DI KEMAH CERIA

Hari itu dua bis rombongan peserta kemah ceria diberangkatkan dari UNS. Menuju bumi perkemahan sekipan tawangmangu. Walaupun berangkatnya agak molor, kami semua tetap bersemangat, karena memang sangat jarang acara kemah ceria diadakan, belum tentu setahun sekali. Di samping itu kepenatan dengan segudang aktivitas di kampus membuat para peserta seakan-akan merindukan sebuah ajang rihlah atau refreshing, dan acara kemah ini menjadi sebuah acara yang mereka harapkan untuk mengilangkan segala kepenatan itu.

Sekitar jam 10.00 siang bus yang dinaiki peserta sampai di pintu gerbang bumi perkemahan, dikarenakan bus nya terlalu besar dan tidak bisa masuk ke area perkemahan, maka mereka semua terpaksa harus berjalan kaki beberapa ratus meter menuju Bumi Perkemahan Sekipan.Dengan menenteng berbagai perbekalan, tas ransel di punggung, bendera dan tenda..dengan semangatnya mereka berjalan-rame-rame menuju sekipan.

Sesampainya di sana, sudah ada panitia yang menunggu,.. peserta pun dipersilahkan istirahat sejenak sembari menunggu upacara pembukaan. Selang beberapa menit upacara pembukaan di mulai. Ah..namanya juga kemah ceria upacara pembukaannya juga ceria, kami tertawa terpingkal-pingkal melihat aksi dari pimpinan upacara. Terpaksa deh..upacara pembukaan diulang sampai tiga kali.Setelah acara di buka , para peserta dipersilahkan untuk mendirikan tenda bersama kelompoknya masing-masing.

Dari sinilah cerita ini di mulai…setelah menjelang Dzuhur..kami pun sholat berjamaah, wudhu dengan air sungai di pegunungan yang menyegarkan, tausyiah sejenak. Setelah itu perut terasa keroncongan , memang sudah saatnya makan siang, apalagi ada sebagian yang tadi pagi belum sarapan. Aku pun mulai gelisah, sang pengantar makanan kok belum datang-datang juga, kuputuskan menunggu dekat pintu gerbang. Alhamdulillah bapaknya telah datang, nasi telur yang masih hangat, menghangatkan kami di tengah dinginnya angin pegunungan Tawangmangu.

Acara pun di lanjutkan , setelah sore game-game seru mulai dimainkan, game yang menguras tenaga, tapi cerita ini tidak akan mengulas secara detail acara di sana. Menjelang malam, setelah para peserta bersih-bersih diri, mereka pun bertanya; mas kapan jadwal makannya? Insyaallah habis isya’ dan menu kali ini istimewa..jawab kami. Selepas isya ada peserta lagi yang bertanya : “ Kambing gulingnya mana mas?’ sabar jawabku,..insyaallah sebentar lagi makan malam akan dibagikan.

Setelah beberapa menit ketua regu mereka dipanggil…mereka dengan sigapnya lansung lari menuju tenda panitia, mereka dah tahu itu panggilan untuk mengambil jatah makan.Kami pun telah membagi makanan untuk Sembilan kelompok tenda, sudah kami bungkus di plastic kecuali dua kelompok yang masih di wadah aslinya. Kami pun menjelaskan “ Menu special malam ini, telo alias ubi jalar rebus” Tolong dibagi rata dengan seluruh penghuni tenda karena memang adanya cuma segini.’ Barakallah..Telo! teriak seorang peserta. Ya memang menu special malam itu ubi jalar rebus. Kami panitia pun sempat khawatir, karena kita pesannyya hanya cukup untuk sekitar 60an orang, ternyata semakin sore tadi peserta baru berdatangan dan sampai menembus angka seratusan lebih. Akhirnya dicukup-cukupkan lah pokonya, untuk panitia..Ya maaf anda belum kebagian.

Setelah acara malam selesai..mereka dipersilahkan untuk istirahat, insyaallah malam nanti akan dibangunkan untuk sholat tahajud. Setelah itu kami panitia berkumpul..sedikit membahas konsumsi untuk esok pagi. “ Kasihan kan mereka kalo pagi-pagi dah telo lagi, padahal setelah itu acaranya sangat menguras tenaga’, maka kami putuskan untuk menu sarapan pagi besok nasi bungkus lagi+ telor rebus+krupuk.

Pagi itu bapaknya mengantar gak terlalu terlambat, Alhamdulillah kita bagikan makanan ke peserta, kali ini gak telo lho,..kita pesannya nya pun jumlahnya di lebihkan, dari yang semula Cuma sekitar 100 bungkus, kita tambah menjadi 120 bungkus, ya jika sisa bisa dibagi lagi untuk dimakan peserta ataupun panitia.

Setelah makan nasi, mereka bersemangat kembali..Ya Ayyuhassyabab..mereka pun menjawab dengan lantang..La Takhofu..La Tahzanu..Innallaha Ma’ana ..Allahuakbar..Suara takbirnya menngelora di bumi perkamahan sekipan. Setelah itu game-game seru yang menguras tenaga dan fisik , serta pikiran pun dimainkan…sampai sekitar jam 10an siang, setelah itu mereka istirahat sejenak. Acara dilanjutkan dengan Hiking mengitari perbukitan disekitarnya. Sebelum berangkat para peserta di persilahkan untuk mengambil perbekalan air minum yang telah dipersiapkan panitia, setelah itu masing-masing regu diberikan satu buah gula jawa, untuk menambah energy dalam perjalanan. “Gula jawa ini Cuma satu, mohon dibagi rata ke seluruh anggota kelompok” .

Setelah itu perjalanan dimulai ,hampir dua jam kami berjalan mengitari bukit-bukit di pegunungan itu,..setelah itu kami pun istirahat..untuk segera menunaikan sholat dzuhur berjamaah.Setelah sholat mereka beristirahat untuk menunggu upacara penutupan, yang sekarang di setting nyantai..mereka duduk melingkar…sambil melepas lelah. Dan tentunya 1 hal yang meraka tunggu-tunggu, konsumsi terakhir..untuk makan siang. Mungkin dalam benak mereka biasanya konsumsi terakhir itu adalah yang paling enak, daging ayam, atau apalah …ditunggu sampai jam satu kurang, bapaknya belum juga datang..

Alhamdulillah ..selang beberapa menit..bapaknya datang dengan dua baskom besar..wah makasih pak atas bantuannya..ya sama-sama dik..dan aku pun tak lupa minta slip tagihan yang memang aku minta sebelumnya untuk mempermudah pembayaran..Oh ya dik ni baskomnya nanti dititipkan aja ke rumah yang kemarin, Waduh..panitia yang tahu rumahnya dah pada pulang… Ya akhirnya makanan itu ditaruh di dua ember yang memang dibawa panitia untuk perlengkapan game.

Dua ember “singkong rebus “ sudah siap. Sama-sama “ telo” tapi kali ini bukan ubi jalar tapi bener-bener singkong rebus alias kue sumbu. Setelah dibawa ke peserta , berbagai tanggapan muncul..ha..ha ada yang tertawa dan berbagai ekspresi lainnya, hidangan penutup untuk kemah ceria kali ini juga “ telo”. Ada juga panitia yang memilih menyingkir ..karena juga gak tega ngelihatnya.., dua ember singkong itu pun diputar , dibagi rata ke peserta, ya walaupun Cuma telo mereka juga mau memakannya, maklum lapar .Ketika lapar singkong rebus pun enak rasanya..dan subhanallah singkong dua ember pun juga habis.

Ah..betapa luar biasnya nikmat Allah , yang kadangkala kita lupa mensyukurinya. Belum tentu setahun sekali, sebulan sekali kita makan “telo” untuk mengganjal perut kita,padahal di luar sana begitu banyaknya orang yang kelaparan, begitu banyaknya orang yang kesulitan untuk makan, pun dengan telo, bahkan nasi aking pun mereka santap dengan lahap. Kawan..lihatlah dipojok-pojok kota, lihtalah di kolong-kolong jembatan begitu banyak orang yang kelaparan di negeri ini. Berpeluh-peluh mereka bekerja keras membanting tulang untuk mencari sesuap nasi. Sementara kita di kost, tinggal makan di warung dekat kost dengan berbagai menu pilihan yang disediakan. Kadang kita lupa bersyukur kepada-Nya.

Kawan..ternyata ketika lapar..telo pun juga nikmat bukan? Benar juga perkataan rasulullah : makanlah ketika lapar berhentilah sebelum kenyang. Kadang kita terlalu boros , terlalu memperturutkan hawa nafsu kita untuk urusan perut, urusan makan, Makan ini makan itu sampai berdiri pun susah, kadang kita makan terlalu kenyang padahal para pengemis di luar sana lagi kepanasan , kelaparan belum makan. Ya Allah ampuni kami, golongkanlah kami dalam golongan orang-orang yang senantiasa bersyukur kepada-Mu, Amin.