Rabu, Desember 30, 2009

RAPORT DIK LINTANG

Beberapa hari yang lalu, Lintang, keponakanku yang masih duduk di bangku kelas 1 di sebuah SDIT di daerah kami menerima raport. Hari itu dia memang tidak masuk sekolah, raportnya diambilkan oleh neneknya. Sesampainya di rumah, sang nenek pun mengabarkan hasil prestasi dari cucunya ini. “Alhamdulillah dapat rangking satu,” ..senyum kebahagiaan tersungging di bibir gadis kecil itu. Dia terlihat sangat bahagia, dilihat nilainya..memang luar biasa, rata-rata nilainya 90 lebih. Lintang pun sangat senang dengan prestasi itu, terbayang- bayang di benaknya akan hadiah yang akan diberikan bapak ,ibu,dan tantenya karena telah berhasil meraih juara satu dikelas.

Lintang memang seorang gadis cilik yang terbilang cukup cerdas, ketika masih TK saja dia pernah berhasil menjadi juara dua dalam lomba ceramah tingkat kabupaten. Akan tetapi prestasi yang diraihnya kali ini bukan tanpa usaha dan kerja keras. Masih teringat ketika musim ujian, Lintang sakit, tapi dia tetap masuk sekolah, dan dia tetap belajar, bahkan ketika dia kelelahan dan tertidurpun dia mengigau tantang apa yang dibacanya tadi ketika belajar. Lintang, gadis cilik itu juga harus bangun pagi-pagi, sholat, dan mandi, sarapan dikarenakan mobil jemputan dari sekolahnya jam 6.30 sudah menunggu di dapan rumah. Memang jarak sekolah lintang dengan rumahnya sekitar 8 km. Hal itu dilakukannya setiap pagi. Tanpa jajan,tanpa bekal, karena memang dilarang oleh sekolahan, snack dan makanan siang sampai minuman telah di sediakan oleh sekolahan. Ketika dia dikasih uang saku oleh tante-tantenya,bapak, ibu atau neneknya dia tabung semua, ketika di tanya “mau ku tabung untuk beli computer mas,..tabunganku sudah sampai Rp 200.000 an”

Di samping usaha kerasnya dalam belajar, lintang termasuk gadis kecil yang menjaga sholatnya. Ketika dulu dia menginap dirumahku, susanana pagi itu masih sangat dingin, tapi ketika dia dibangunkan untuk sholat subuh, dia langsung bergegas menuju kamar mandi dan berwudhu, setelah itu di shaolat subuh dua rekaat. Di saat anak-anak se usianya di daerah kami masih terlelap tidur, dia sudah bangun untuk sholat subuh, di saat teman-teman seusianya di SD lain jam 10 mungkin sudah pada pulang sekolah, dia jam setengah dua baru sampai di rumah, di saat siswa-siswa di SD lain Cuma belajar beberapa mata pelajaran saja, dia harus belajar ekstra dikarenakan disekolahnya banyak pelajaran yang tidak diajarkan sperti di SD lain. Di saat teman-teman seusianya menikmati jajan dari uang sakunya, dia memilih untuk menabung guna membeli computer. Dan akhirnya kerja kerasnya, belajarnya,membuahkan hasil yang manis di rapotan semester ini, dia mendapat rangking satu.

**************

Sahabat, saya begitu banyak belajar dari Lintang, gadis kecil yang baru duduk di kelas 1 SD. Segala sesuatu itu memang harus diperjuangkan, butuh usaha, kerja keras, dan doa. Kadangkala kita hanya melihat kesuksesan seseorang tanpa melihat pahit getir perjuangannya. “ Dia kan beruntung, dia kan anak orang kaya, dia kan… “ berbagai penilaian negative kadangkala kita lontarkan kepada seseorang yang berhasil memperoleh prestasinya. Padahal boleh jadi penilaian negative kita tidak benar, bisa saja seseorang mendapatkan sebuah kesuksesan memang itu hasil dari kristalisasi keringatnya, usahanya, terlalu banyak kisah sukses perjuangan seorang anak manusia yang telah kita baca dan dengar.Kisah seorang penjual sayur keliling, kisah seorang pelawak yang sukses, kisah seoarang remaja yang dikatakan idiot,..begitu banyak kisah yang telah kita ketahui, tapi akankah kita mengambil pelajaran dari itu semua?

Untuk menjadi orang yang extraordinary kita juga harus melakukan sesuatu yang tidak dilakukan orang lain, saya banyak belajar dari lintang, disaat teman-temannya menikmati jajanan dari uang sakunya, dia memilih untuk menabung, disaat gadis kecil seusianya jam setengah lima masih tertidur, dia bangun untuk sholat subuh, disaat temen-temennya di SD lain jam 10 sudah pulang, dia pulang sampai rumah jam setengah dua. Memang semua itu butuh pengorbanan,barang siapa bersantai saat bekerja ,ia akan menyesal saat pembagian upah.

Sahabat, memang penyesalan itu muncul di akhir. Kita selalu merasa telah berusaha keras tapi hasil belum nampak, dan kadangkala kita merasa iri dengan kesuksesan yang diperoleh orang lain, padahal dalam penilaian kita orang itu biasa saja, atau usahnya tak sekeras kita. Sahabat…marilah kita menghilangkan prasangka-prasangka negative itu. Tugas kita adalah ikhtiar, terus berusaha,lebih keras lagi, lebih cerdas lagi, berpikir positif, penuh optimisme, semangat dan keyakinan, dan terus berdoa kepada Allah. Saya yakin bahwa suatu saat Allah akan mengabulkan doa-doa kita, jangan pernah lelah berdoa dan jangan pernah berprasangka buruk kepada-NYA.

Semoga kita bisa belajar mengambil hikmah dari perjuangan seorang gadis kecil untuk meraih prestasi dikelasnya. Terimakasih Dik Lintang….saya banyak belajar darimu. Wallahua’lam bi showab.

WISUDA BRO!

Hari itu tanggal 3 September 2009, hari yang ditunggu –tunggu beberapa mahasiswa di kampus kami. Ya karena hari itu memang hari wisuda program Pascasarjana,PPDS dan sarjana.

Hari itu juga merupakan salah satu hari yang membahagiakan buat saya, setelah beberapa tahun akhirnya wisuda juga, maklum lulusnya telat..he..he. Persiapan dari rumahpun dilakukan pagi-pagi kami sudah berangkat menuju solo untuk menghadiri acara wisuda dikampus. Ditemani ibu dan bapak serta mbak Rati , mbak yang mengasuhku waktu kecil ketika ditinggal ibu mengajar, yang juga tetanggaku.

Sesampainya di kampus, seperti dugaan, kampus rame sekali, banyak calon-calon wisudawan yang telah datang bersama keluarganya. Kebetulan kami mendapat shift gelombang kedua dalam acara wisuda periode ini, maklum auditoriumnya nggak muat untuk menampung wisudawan.

Suasana pagi itu gerah sekali..panas..apalagi harus memakai pakaian TOGA, sumuk je….Tetapi suasana panas tak menghalangi kebahagiaan para wisudawan. Senyum-senyum bahagia masih tersungging dari bibir mereka. Ya walaupun panas, dan kebetulan juga pas bulan puasa..tetep semangat pokoknya…Banyak godaan memang,puasa-puasa, haus, snacknya pun cukup dibungkus dibawa pulang.

Akhirnya giliranku tiba, namaku dipanggil..eh..dibelakangnya dikasih embel-embel SE…padahal orang tuaku dulu gak ngasih itu dinamaku..ya gak apa-apalah….Maju kedepan sama pak dekan dikasih ijazah, dan tali kuncir di topi toga dipindah tempat..yah selesai..cuma gitu doank. Setelah itu keluar sholat dan foto-foto bareng teman-teman.

Ijazah dah ditangan, transkrip dengan nilai pas-pasan, he..he ya cuma dengan IPK 3 lebih dikit, walaupun nggak dengan pujian tapi lahmdulillah juga nggak dengan cacian. Ketika ku pandangi transkrip nilaiku.ha..ha parah ternyata..ada yang 2,2,2 alias C..he,.di beberapa mata kuliah, yang dapat B juga ada A juga ada tapi dikit..Jadi teringat masa-masa kuliah dulu, untuk mencapai nilai itu ya butuh usaha dikit, minimal ngopi catatan temen katika mau ujian buat belajar…datang ujian dengan jadwal yang tepat serta membawa KRS..inilah yang penting..coz dulu sempat kejadian dah belajar eh..lupa jadwalnya seharuse ujian jam 07.00 aku berangkat jam 12.00..akhirnya nggak lulus mata kuliah itu..hiks..hiks.

Saya yakin usaha yang luar biasa juga dilakukan oleh mahasiswa yang lain, usahanya dalam belajar, usahanya dalam membayar uang SPP, uang kontrakan, uang kost,uang buku. Usahanya dalam ngerjain skripsi yang kadangkala bikin males…walaupun ada juga mahasiswa yang dengan usahanya agar bisa lulus ujian,,nitip absen dll..hayo siapa ?pada ngaku..ha..ha.. dan Akhirnya..walaupun agak terseok-seok..agak telat lulusnya..hari ini kita wisuda bro!sebuah prosesi pelepasan gelar Mahasiswa dan pengangkatan menjadi PNS alias Pengangguran NIng Sarjana ( walaupun nggak semuanya) ..he..he..itulah kisah kita kawan, semoga fase kita di kuliah bisa jadi cerita klasik untuk masa depan,,ha..ha

############

Bro…wisuda di kampus kita sudah kita lalui, ada yang dapat IPK pas-pasan, IPK dengan Pujian . Ya tergantung usahnya dulu ketika waktu kuliah, tapi kita seneng kan bisa lulus?he..he.

Yang menjadi pikiran adalah bagaimana wisuda kita nanti dari kampus kehidupan ini bro…kalo di kampus kita dulu nitip absen mungkin nggak ketahuan dosen, ngopi paste tugas juga nggak ketahuan..tapi bagaimana dengan di akherat nanti? Apa bisa kita nitip absen waktu sholat? Apa bisa kita menipu Allah Yang Maha Tahu..Rekaman-rekaman tingkah polah kita sudah terekam dengan lengkap , lebih canggih dari hanya sekedar sadapannya KPK atau Polisi, lengkap selengkap-lengkapnya.Bahkan tangan, kaki kita akan bersaksi., bisakah kita untuk mengelak?

Kalau dulu kita di kampus dapat nilai D bisa kita remidi , apa ada di hari penghitungan nanti? Padahal kita sadar nilai-nilai kita dikampus kehidupan dunia ini masih banyak yang merah…masih banyak kekurangan sana-sini, kalau kita tak remidi sekarang mau kapan lagi?

Kalau dulu kita maju kedepan dipanggil trus dikasih ijazah dengan kedua tangan sama dekan, bagaimana di hari penghitungan nanti? Apakah kita termasuk ashabul yamin..golongan orang-orang yang menerima catatan amal dari tangan kanan, atau orang –orang yang menerima catatan amal dengan dilemparkan?...

Bro..Saatnya kita terus berusaha memperbaiki diri, terus berusaha untuk beramal sholih agar Allah ridho dan memberikan nilai yang baik untuk kita. Kampus kehidupan ini juga sangatlah pendek tetapi kehidupan setelah kampus ini kekal. Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang menyesal di hari penghitungan. Ya Allah, Yang Maha Membolak-balikkan hati, kokohkanlah hati ini dalam dien dan ketaqwaan kepada-Mu.Golongkanlah kami dalam orang-orang yang mendapatkan pertolongan di hari perhitungan, dan hanya kepada-Mu kami berserah diri. Wallahu’alam bi showab.

Selasa, Desember 22, 2009

BATU-BATU SURGA

Sore itu, seperti biasa, menjelang berbuka puasa saya dengan teman saya pergi keluar untuk mencari hidangan berbuka. Warung bu Annisa di depan BNI menjadi tujuan kami. Motor pun distarter..dan beberapa saat kemudian kami pun sampai di warung itu.

Sambil menunggu adzan maghrib, kami pun duduk lesehan di tikar yang telah disediakan,..memang bulan itu bukanlah bulan puasa, so pembeli lain pun juga banyak, kami harus menunggu antrian. Sambil ngobrol dengan teman, menikmati senja di kota bengawan, sambil melihat kendaran yang berlalu lalang di jalan .

Di tengah asyiknya kami mengobrol, minuman pesanan telah datang..beberapa saat kemudian pesanan makanan datang menyusul. Kami biasanya sering pesan tempe penyet, kadang ayam kadang juga lele bakar ditambah sedikit trancam…maknyus rasanya maknyus harganya, cocok untuk kantong mahasiswa.

Beberapa saat kemudian, adzan pun telah terdengar…suara-suara penyeru itu telah menggema di bumi bengawan ini, kami pun berdoa sejenak dan sruput..aah segarnya tenggorokan ini dibasahi beberapa teguk air. kami pun melanjutkan untuk menyantap hidangan berbuka yang telah kami pesan. Ehm Alhamdulillah ..nikmat Allah yang luar biasa bisa makan dengan menu seperti ini.

Beberapa saat kemudian, masih sambil makan, pandanganku tertuju kepada sesosok pria tua yang menghentikan sepeda onthelnya…ciit…sheet..sepeda jengki tua itu pun diparkirnya di pinggir jalan, dia pun langsung turun dan berjalan kesuatu tempat didekatnya. Bapak tua itu terlihat membungkuk mengambil sesuatu lalu membuangya. Subhanallah, ternyata beliau mengambil batu yang ada di jalan raya, yang boleh jadi batu itu bisa membahayakan para pengguna jalan lainnya. Setelah menyingkirkan batu itu diapun segera melanjutkan perjalanannya. Dan ketika ku tatap wajahnya, dia pun tersenyum dan kelihatan sangat bahagia

##################

Sahabat, luar biasa bukan apa yang dilakukan oleh bapak tadi? Ya ..menyingkirkan sebuah batu yang dia anggap akan membahayakan pengguna jalan yang lain. Begitu banyak orang yang lewat jalan itu, dari yang masih muda, anak-anak, pejabat, sopir, mahasiswa, akan tetapi hanya bapak tua itu yang tergerak hatinya untuk menyingkirkan batu di jalan. Memang terlihat sepele dan hanya sebuah kebaikan kecil, tapi saya yakin bahwa Allah Maha Adil, Allah akan membalas kebaikan walaupun kecil. Senyum bahagia bapak itu sungguh menentramkan, seolah-olah dia sangat bahagia mampu melaksanakan sebuah kebaikan walaupun kecil. Boleh jadi, kelak di akherat batu-batu itu akan besakasi dan menyelamatkan bapak tua itu dari neraka, atau membawanya masuk ke surga-Nya dengan ijin Sang Maha Kuasa. Kita tidak pernah tahu dengan amalan apa Allah akan ridho dan mencintai kita. Boleh jadi amalan-amalan kecil yang diremehkan seperti ini mampu mendatangkan keridhoaan Allah ketika dilakukan dengan ikhlas semata-mata karena-Nya. Boleh jadi juga amlan-amalan yang kelihatan besar, menguras energi dan waktu menjadi sia-sia dikarenakan kekotoran niat kita. Ya Allah….diri ini malu kepada –Mu, diri ini malu..karena terlalu banyak kesempatan beramal baik berlalu begitu saja. Semoga diri ini diberikan kekuatan & kesempatan untuk senantiasa melaksanakan kebaikan walaupun kecil dan semoga bapak tua itu mendapatkan balasan yang baik atas kebaikan yang telah dia lakukan..dan kelak batu-batu itu pun boleh jadi akan bersaksi untuknya. Wallahua’lam bi showab