Selasa, Desember 21, 2010

TIGA BUNDA TIGA BALITA

Pagi itu, sekitar pukul enam pagi ,kereta yang aku tumpangi sampai di stasiun terakhir,stasiun kutoarjo.Setelah turun, segera kucari kereta berikutnya untuk melanjutkan perjalanan ke kota Solo.Kereta Pramex menjadi pilihan,sayang saya ketinggalan,kereta pramek sudah berangkat duluan.Dan akhirnya,sayapun harus menunggu beberpa jam sampai datang kereta berikutnya.

Beberapa jam kemudian,si Pramek datang,saya pun beli tiket dan sesegera mungkin masuk ke dalam kereta, maklum waktu itu H-1 lebaran,kereta pun penuh.Alhamdulillah saya dapat tempat duduk.Beberapa menit kemudian kereta Pramek pun meluncur dan perjalanan pulang ke Solo pun diimulai.

Perjalanan dari Jakarta semalam masih menyisakan rasa capek dan ngantuk yang tak tertahankan.Tiba-tiba datanglah seorang ibu beserta anak balita yang digendongnya.Karena bangku hanya cukup untuk satu orang, sang suami pun mengalah untuk berdiri sambil menjaga barang-barang bawaan.

Selama perjalanan kuamati balita kecil ini,mungkin umurnya belum ada satu tahun ,sekitar 7 bulanan.Kereta Pramek yang sumpek, menjadikan suasana nya menjadi gerah,panas.Si balita pun menangis. Sang Ibu pun tanggap,seolah-olah dia tahu seribu bahasa isarat yang diucapkan si mungil buah hatinya, dikipasilah si bayi,sambil dijaknya bercanda.Si bayi pun kembali terdiam.Beberapa saat kemudian,si Bayi menangis lagi,,saya tidak tahu apa yang dimintanya..Si ibu pun dengan sabarnya terus berusaha untuk menenagkannya,dikasihlah si bayi minum.Bayi kecil itu pun mulai minum dan terdiam kembali,seolah olah dia puas karena keinginannya terpenuhi.Kereta pramek, masih berjalan menyusuri persawahan menuju stasiun-stasiun berikutnya.Beberapa saat kemudian si Bayi rewel lagi, aku nggak tahu apa yang dia inginkan.Si Ibu tetap menghuburnya, dengan mainan, dan diajaknya si anak bercanda dengan penuh kasih sayang.Si anak pun tertawa kegirangan,beberpa saat kemudian si Ibu menyuapinya dengan makanan.

Stasiun demi stasiun terlewati,sampailah kereta pramek di Stasiun Jogjakarta.Beberpa penumpang turun dan beberapa lainnya baru akan naik .Setelah beberapa menit,kereta Pramek kembali di berangkatkan menuju Solo.Tak lama kereta berjalan,datanglah 2 pasang suami istri,yang masing-masing juga membawa anak balita,yg umurnya hamper sama, belum ada satu tahun.Bangku pramek ternyata sudah penuh,aku akhirnya memberikan kursiku untuk ibu-ibu itu.Pemandangan yang serupa aku lihat selama perjalanan,Si ibu selalu tanggap dan penuh kasih sayang menjaga buah hatinya.Bahasa-bahasa yang tak kupahami dari Si Bayi, mampu diterjemahkan dengan baik oleh sang Ibu.Sang Ibu memberikan rasa nyaman, dan tenteram bagi buah hatinya.

Sahabat,betapa mulianya seorang ibu, dengan penuh kesabaran,kasih sayang dia merawat dan menjaga buah hatinya.Saya membayangkan betapa repotnya seorang ibu yang harus berpergian jauh dengan anak balitanya,menggendong sana sini, menghibur, mengganti popok, menyuapi,kasih makan..ah betapa capeknya.Tapi semua itu dilakukannya,demi buah hatinya,mutiara kecilnya.

Bahasa-bahasa bayi yang sulit ku pahami,dengan mudah dipahami oleh mereka.”cup..cup..sayang..haus ya..minum sayang…cup-cup..panas ya..sini ibu kipasin”Bahasa-bahasa kasih sayang yang selalu terngiang-ngiang di telinga saya.Betapa cintanya kasih seorang ibu terhadap anaknya.Ibu selalu tahu apa yang diinginkan anaknya.Ibu selalu tahu kapan dia harus kasih makan,kapan dia harus kasih minum,dan kapan dia harus istirhat.Baginya, biarlah masa istirahat dia terganggu asalkan anak balitanya tidak rewel dan dapat istirhat dengan baik.

Sosok Tiga bunda dan tiga balita, mengingatkanku kembali akan sosok ibu ku,seolah gambaran masa kecilku diputar kembali di hadapanku.Oh..betapa capeknya ibuku waktu itu…Ibu ku selalu tahu apa yang diinginkan oleh anaknya.Dia selalu khawatir,apakah anaknya sudah makan apa belum,sehat apa tidak.Tapi kini,maaf kan anakmu ini,yang mungkin sering lupa akan dirimu.Sok sibuk dengan pekerjaan di kota,yang kadang lupa untuk sekedar menayakan kabar,sms,atau menelponmu.Ibu…Maafkan anakmu.(top)

oh ibu terima kasih

untuk kasih sayang yang tak pernah usai

tulus cintamu takkan mampu

untuk terbalaskan

oh ibu semoga tuhan

memberikan kedamaian dalam hidupmu

putih kasihmu kan abadi

dalam hidupku

(Doa Untuk Ibu,Ungu)

Happy mothers day, mom

#jakarta,di subuh hari,titip rindu buat ibuku#

Sabtu, Agustus 07, 2010

KAOSKU TERBALIK

Pagi itu, seperti biasa kuawali dengan beberapa aktivitas pribadi. Mandi dan menyetrika baju seragam putih untuk ke kantor,maklum baju putih yang kemarin sudah terlihat kotor terkena asap Metro Mini.Setelah mandi,ku bergegas memakai pakaian,dan sedikit berkaca di cermin untuk merapikan baju dan rambutku yang kelihatan jabrik acak-acakan,dikarenakan efek penebangan liar yang berlebihan beberapa bulan yang lalu,sehingga rambutku tampak berdiri menghadap langit.Setelah selesai, akupun segera berangkat ke kantor bersama rekan kantorku. Metro mini 75 tetap menjadi pilihan,bergerak merayap melintasi jalan di daerah mampang yang sangat padat.

Beberapa menit kemudian, sampailah aku di kantor, ku taruh tasku di ruangan sambil ngadem.Beberapa rekan kerjaku yang lain ternyata sudah datang.Seperti biasa kami beraktivitas di pagi itu,tak ada yang special. Hingga saat aku berdiri, diantara rekan kerjaku,ada seorang rekan kerjaku ,seorang ibu-ibu mengingatkan ku,”eh..pakai kaos dalemnya kebalik ya?masak mereknya di depan?” Aku pun langsung mengeceknya,dan ternyata….memang benar-benar terbalik,..Ha..ha.ha..rekan yang lain pun tertawa terpingkal-pingkal.Wah ternyata sejak berangkat dari kost,dan naik Metro mini tadi ,aku sudah memakai kaos dalam terbalik,wkk…Aku pun bergegas ke belakang ,dan memakai kaos dalam itu dengan benar.Ha..ha emang konyol,padahal sebelum memakai baju putih tadi pagi sudah berkaca di depan cermin,tapi tetap saja aku nggak sadar telah melakukan ‘kekonyolan” seperti itu.

Sahabat, aku pun hanya bisa tersenyum ketika mengingat peristiwa hari itu. Seringkali kita merasa telah melakukan segalanya sebaik mungkin ,ternyata ada bagian tertentu yang terlewatkan.Seringkali kita sudah meluangkan waktu untuk bercermin diri,instrospeksi diri, melihat kekurangan dan kelebihan pribadi agar kita menjadi lebih baik.Akan tetapi masih saja ada beberapa hal yang belum sempat kita koreksi, belum sempat kita lihat. Di sinilah fungsi dan peran sahabat yang baik.Memberikan kritikan dan masukan buat kebaikan kita,memberikan pengingatan ketika kita salah,meberikan saran buat kebaikan diri kita.Karena walaupun kita telah bercermin diri,seringkali ada beberapa sudut yang belum kita lihat,dan sahabat kadangkala memberikan sebuah pandangan ataupun masukan terhadap sudut –sudut yang tidak terlihat itu.Tak perlu marah,tak perlu merasa malu ataupun gengsi untuk menerima saran yang baik, karena sejatinya, saran yang baik yang disampaikan sahabat kita itu adalah untuk membuat diri kita tetap baik dan menjadi lebih baik.Terimalah saran dari sahabat mu dengan lapang dada, terimalah segala masukan darinya,karena hanya teman yang baiklah yang mau mengingatkan kita agar tidak terjatuh ke lubang.Berterimakasih lah dan bersyukurlah jika kita dianugerahi sahabat-sahabat yang senantiasa ringan dalam memberi nasehat, mengingatkan ketika kita salah dan memberikan masukan buat kebaikan kita.

Terimakasih ..terimakasih, semoga Tuhan memberikan balasan kepada sahabatku semua yang rela memberikan masukan,saran,nasehat serta pengingatan kepada saya ,agar tetap berada dalam kebaikan dan menjadi lebih baik lagi.Terimakasih sahabat,…karena tak semua sudut tempat mampu ku lihat ketika aku bercermin.(top)

Kamis, Agustus 05, 2010

DARI CENTIMETER MENJADI METER

Siapa sangka, bayi sekecil itu bisa bertahan hidup. Hanya karena izin dan karunia Allah lah dia mampu menatap indahnya langit.Seorang bayi premature dengan berat 14 ons, terlahir dari seoarang ibu yag luar biasa.Terlahir di sebuah tempat, ujung timur jawa tengah.

Siapa sangka, bayi itu mampu bertahan hidup,tanpa incubator,..hanya sebatas lampu petromaks yangg menghangatkan tubuhnya.Kasih sayang dan sentuhan yang luar biasa dari sang ibu begitu dia rasakan.

Siapa sangka, bayi yang sering sakit itu mampu bertahan hidup,kasih sayang ibu yg merawatnya, menepis keraguan banyak orang serta isu yang mengatakan bahwa bayi itu telah mati

Siapa sangka,jam terus berputar, waktu pun berganti, siang bergantikan malam, hari bergantikan bulan, dan bulan pun bergantikan tahun.,,Bayi kecil pun mulai bertumbuh.Tak sepesat pertumbuhan bayi seumurannya..tak sepesat anak-anak lainnya..Bayi kecilpun tumbuh menjadi anak balita…

Balita kecil itu pun tumbuh seperti anak biasa yang lainnya.Di besarkan di keluarga yang sederhana, di ujung desa jawa tengah.Masa kecilnya pun dilalui seperti anak desa lainnya.Dinamika hidup mungkin yang membedakan dia dengan teman seumurannya…

Siapa sangka,anak itu tumbuh menjadi remaja…siapa sangka bayi kecil itu telah menjadi dewasa…Banyak hal yang telah dilaluinya, karena memang hidup penuh dengan dinamika dilematika,dan problematika,yang semakin membuatnya mengerti kenapa dia hidup.

Siapa sangka, 24 Tahun sudah dia hidup di dunia, seorang bayi kecil kini telah tumbuh menjadi dewasa, dari centi meter menjadi meter, dari ons menjadi kg.Baginya hidup ini adalah anugerah yang luar biasa, hidup dibawah kesejukan iman,.Semangat untuk hidup..semangat untuk mengabdi,atas segala karunia yang telah Allah berikan kepadanya,..Aah..Nikmat Tuhan-Mu manakah yang kamu dustakan.

Semangat untuk hidup..semangat untuk mengabdi kepada Tuhan yang telah menciptakannya..Allah yang telah memberikan kesempatan dia untuk hidup di dunia..Begitu banyak nikmat dan karunia Allah yang diterimanya, yang tak mampu dia hitung, yang tak mampu dia ingat semua.Tapi ternyata dia manusia biasa, yang kadang kurang mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepadanya, bergelimang akan dosa-dosa,Ya Allah ..astaghfirullahal ‘adzim.

Hari ini, genap sudah 24 Tahun, dia hidup di dunia, menikmati segala karunia dari Tuhannya.Wahai Jiwa..betapa banyak nikmat Allah yang tak kau syukuri..wahai jiwa betapa banyak dosa yang kau perbuat ..wahai jiwa berapa amal kebaikan yang telah engkau lakukan?ah betapa malunya kau …begitu banyak nikmat Allah tapi kurang pandai bersyukur,begitu banyak karunia tapi masih sering lalai dan berbuat dosa..sedikit beramal dan mengabdi kepada-Nya.Banyak dosa tapi masih sering angkuh dan sombong berjalan di bumi-Nya.

Astaghfirullahal’adzim.

24 Tahun ( Ya Robbana)

Hamba di dunia ( Ya Robbana)

Hamba banyak dosa (Ya Robbana)

Hamba Mohon Ampun…

1 agustus 24 tahun yang lalu,aku dilahirkan, Alhamdulillah Ya Allah atas segala Nikmat dan Karunia-Mu.Terimakasih buat semua orang yang telah mewarnai hidupku.Terimakasih buat keluargaku.Terimakasih buat ibuku,engkau ibu yang luar biasa.Terimakasih buat seluruh guru-guruku.Terimakasih buat sahabat-sahabatku.Bertemu kalian adalah anugerah bagiku.Jika setiap tempat adalah sekolahan,setiap orang adalah guru.Semoga bayi kecil itu ,kehadirannya mampu memberikan manfaat buat umat manusia.Terimakasih atas semua doa –doa yang terpanjatkan,Semoga Allah mengabulkan doa-doa baik kalian,Amin

#Jakarta,3.53 wib,010810#

M.Taufiq Hidayat.

Rabu, Juli 21, 2010

BAPAK KU KO PAJA, IBUKU METRO MINI

Seperti biasa,sore itu ku bergegas keluar dari kantor. Dengan langkah agak gontai , kulangkahkan kakiku untuk menuju halte bis dekat mabes polri. Kebetulan saat itu badanku sedikit meriang.,,rasa capek, polusi dan sesaknya kota jakarta semakin membuatku ingin segera sampai di kost untuk istirahat.

Akhirnya tak berapa lama, yang ditunggu telah datang, metro mini 75…dengan warna dan bentuknya yang khas. Alhamdulillah dapat tempat duduk, lumayanlah walaupun bau dan agak kotor, masih lumayan nyaman. Sang sopir pun langsung tancap gas…wus..wus…, emang mungkin sopir metro mini punya bakat jadi pembalap, Siat…siut..belok kanan kiri….rem mendadak hal yg wajar…mengemudikan bus tua ditengah macet dan padatnya jalanan jakarta..salut deh buat pak sopir.

Ah dasar…setiap naik metro mini dan duduk, bawaannya ngantuk melulu, mata terasa berat..asap mengepul tak mampu mengalahkan rasa kantukku…setengah sadar, menikmati juga, lumayanlah dapat tidur di metro mini..he.he.

Sesampainya di lampu merah mampang prapatan, dapat ku tebak, disana nanti akan naik beberapa pengamen kecil. Eh benar…kali ini emang yang masuk dua anak kecil-kecil, lebih kecil dari biasanya. Dengan ceria dan sambil tertawa mereka berebut masuk duluan ke bis,,aku duluan,,aku duluan teriak mereka. Setelah keduanya masuk ke dalam metro mini, aksi panggung pun di mulai,,tanpa gitar tanpa alat, cukup dengan mulut, tepukan tangan dan beberapa amplop kosong. Mereka berdua mulai menyanyi..ku amati mereka…salah satunya masih sangat kecil, sekitar seumuran anak tk. “ asmala….”.satu kata yg kudengar dari mulut kecilnya. Dengan PD nya mereka nyanyi dengan ceria walau terdengar fales dan agak sedikit cedal mereka tetep melanjutkan menyanyi,,eh si kecil malah mengeraskan suaranya. Aku hanya bisa tersenyum….Sekitar 3 menit kemudian aku harus turun, tak lupa amplop sakti mereka kuserahkan, walaupun tidak banyak , semoga menjadi rejeki halal mu dik.’gumamku dalam hati’

Tak sempat ku tanya siapa namanya, tak sempat ku tanya berapa umurnya, sekolah kelas berapa, dimana rumahnya, siapa ibunya..aku pun turun dari bus, kulihat dari kejauhan,,mereka masih meneruskan aksi panggungnya..

Sambil berjalan menuju kost, sedikit ku berpikir dan merenung..alangkah beruntungnya diriku..walaupun dibesarkan di desa, ku tak pernah disuruh mengamen di waktu tk, aku masih dapat meraskan nikmatnya bermain,bersama teman-teman. Aku hanya bisa menghela nafas dalam –dalam. Pemandangan semacam ini biasa di temui di kota-kota besar negeri ini, apalagi Jakarta.

Sahabat..cobalah sejenak kita merenung, ..boleh jadi menjadi pengamen bukanlah keingnan dari anak itu. Ingin sekolah, ingin bermain,ingin mainan yang ini , ingin baju bagus..makan enak, anak kecil ini pun tentu menginginkannya. Akan tetapi di usianya yang terbilang masih balita, dibawah lima tahun dia harus berjuang untuk memperoleh uang. Kemiskinan..menjadi salah satu faktor utama, Si orang tua pun bahkan ada yang menyuruh atau mungkin memaksa anaknya yang masih kecil untuk mengamen di jalan dan bis kota. Ancaman bahaya kecelakaan,kekerasan,pemalakan,terus mengintai mereka, tak sebanding dengan apa yang mereka dapat. Berpeluh keringat, menghabiskan waktunya di jalan dan bis kota. Seolah –olah, jalanan, metromini dan kopaja adalah orang tua mereka, dikarenakan waktu bersama metro mini boleh jadi lebih banyak daripada waktu mereka bercengkrama dengan bapak ibunya. Padahal anak sekecil itu berada dalam fase hidup yng ingin bermain,membutuhkan kasih sayang yang lebih dari orang tuanya. Akan tetapi..faktor ekonomi dan kemiskinanlah yang kadang membuat orang tua tega memaksa anaknya yang masih balita untuk mencari makan untuk bertahan hidup. Bahkan karena kelemahan iman ..orang tuapun kadang tega membuang dan menelantarkan anak-anaknya.

Anak adalah anugerah dan titipan dari Tuhan, tak sepantasnyalah kita menyia-nyiakan amanat dari Tuhan. Alangkah malunya diri ini , belum bisa berbuat banyak untuk mereka ,di negeriku yang kucintai ini, masih begitu banyaknya balita dan anak-anak kecil yang tiap hari mereka menghabiskan waktunya di jalanan, tiap hari meraskan kelaparan , menghirup asap-asap hitam knalpot bus dan kendaraan. Berpeluh keringat,,menjajakan suara hanya untuk sekedar memperoleh uang untuk makan dan jajan.

Ya Allah, karuniakanlah kepada bangsa kami ini generasi-generasi yang kuat, sehingga pemandangan seperti ini sedikit demi sedikit hilang dari negeri kami. Semoga anak kecil tadi ketka aku tanya siapa nama bapak ibumu?dia tidak menjawab “ Bapakku Ko Paja dan ibuku Metro Mini”

#Jakarta,210710#

Minggu, Juni 13, 2010

SEBUTIR NASI TERAKHIR

“Siap Grak..!!! Sebelum Kita Menikmati hasil jerih payah rakyat pagi ini, marilah kita berdoa menurut Agama dan kepercayaan kita masing-masing, berdoa mulai….selesai, Selamat Makan”.Kalimat-kalimat inilah yang masih terngiang –ngiang di kepalaku. Kalimat pembuka sebelum kami , para peserta diklat memulai prosesi makan di hari itu.Di mulai dengan berbaris rapi,antri dalam mengambil makanan,aba-aba siap..berdoa dan ucapan selamat makan.

Dengan waktu yang terbatas, kami harus menghabiskan makanan yang telah kami ambil, tanpa menyisakan sebutir nasi di piring. Bagi sebagian orang, makan dengan cepat,waktu terbatas dan harus habis adalah hal yang sangat sulit untuk di lakukan. Selama kurang lebih 14 hari kami melakukan itu di acara diklat.Setelah terdengar kalimat “Selamat Makan” makanan di piring pun langsung disikat habis…setelah selesai prosesi makan dilanjutkan dengan berdiri siap,berdoa dan ucapan terimakasih.Setelah selesai, kami pun berjajar mengembalikan piring kotor ke tempatnya dengan rapi.Setiap pagi,siang dan malam, kamipun melakukan prosesi sakral ini…tiga kali sehari sesuai jadwal makn.

########

Sahabat..sebenarnya begitu banyak hal yang dapat kita petik dari prosesi makan kita,setiap individu akan dapat memberikan penafsiran yang berbeda-beda. Akan tetapi paling tidak kita menyadari bahwa makanan yang kita makan adalah hasil jerih payah orang lain,pun ketika kita makan dengan uang kita sendiri. Kita adalah makhluk social yang saling membutuhkan, saling membantu dan saling melayani. Beras yang kita makan berasal dari para petani yang bekerja keras menanamnya,,,pedagang,kuli pun mungkin juga ikut ambil bagian sehingga beras itu sampai ke kita. Petugas masak, yang jasanya sangat luar biasa, rela bangun pagi mulai jam dua malam untuk memasak makanan untuk dihidangkan buat kita. Anda sudah kenal dengan Ibu yang memasakkan makanan buat kita? “Mak Wo”..kebanyakan pegawai di pusdiklat memamnggil beliau dengan sebutan seperti itu. Nama aslinya Bu Darni, Ibu –ibu yang sudah memasuki usia senja dalam hidupnya. Beliau bersama rekan-rekannya dari pemalang, bertugas menyiapkan makanan buat peserta diklat. Memang..memasak adalah tugasnya,..bangun pagi, memasak, menyiapkan makanan adalah tanggung jawabnya, akan tetapi kadangkala kita kurang menghargai hasil jerih payahnya, mengeluh, mencela makanan, kurang ini,kurang itu, akan tetapi kita tak pernah menyempatkan untuk sekedar mengucapkan “terimakasih” kepada beliau,apalagi membantunya mencuci piring.

Ingatlah wahai sahabat..kita hidup di dunia pasti membutuhkan orang lain, banyak orang yang memberikan pelayanan dengan tulus kepada kita, akan tetapi kita jarang berterimakasih kepada mereka. Mungkin sebagian dari kita ada yang anak pejabat, orang kaya, orang terpelajar, seorang sarjana..tapi ingatlah kehidupan ini terus berputar, kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari. Kadangkala manusia berada di posisi atas, kadangkala pula akan berada di posisi bawah .Boleh jadi kelak kita akan membutuhkan bantuan dari orang-orang yang sering kita remehkan ataupun dengan orang yang tak pernah kita sapa sekalipun, karena kehidupan terus berputar.

Sahabat..prosesi makan yang kita lakukan juga memberikan pelajaran, bahwa semua yang kita terima, semua yang kita makan adalah anugerah dari Tuhan YME. Tuhanlah yang menggerakkan petani untuk menanam padi, Tuhanlah yang menggerakkan bu Darni untuk bangun pagi dan memasak buat kita. Sudah sepantasnyalah kita memulai memakan rezeki pemberian-Nya dengan tidak lupa berdoa serta menyebut asma-Nya.Ingatlah semua nikmat itu adalah pemberian dari Tuhan, dan sangatlah mudah untuk Tuhan mencabut nikmat-nikmat itu jika kita tidak bersyukur atas rezeki yang telah diberikan.

Sahabat..”Tanpa Sebutir Nasi yang tertinggal” memberikan pelajaran bagi kita untuk menghargai makanan kita, makan sesuai porsi diri kita masing –masing, tidak berlebihan. Kita diajarkan untuk membagi isi perut kita, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air, sepertiga untuk udara. Dengan menyadari seberapa besar porsi kita, naka kita akan dapat menentukan takaran makanan yang kita ambil. Dengan begitu, kita akan mampu meminimalisir makanan yang tersisa. Tidak membiarkan satu butir nasi pun di piring kita mengajarkan bahwa sebutir nasi itu boleh jadi adalah berkah dari Tuhan buat kita, sebutir nasi itu adalah barang yang sangat berharga bagi orang di luar sana. Cobalah kita berpikir sejenak, jika setiap penduduk di Negara kita meninggalkan sebutir nasi dalam sekali makan, lalu berapa butir nasikah yang terbuang sia-sia ?. Boleh jadi, butiran-butiran nasi itu akan terkumpul menjadi beberapa piring yang dapat dimakan oleh beberapa orang. Di luar sana, masih begitu banyak orang yang jarang memakan nasi setiap hari, …di luar sana , masih begitu banyak orang memakan nasi basi. Maka..marialah kita bersama-sama mensyukuri nikmat pemberian dari-Nya. Marilah kita berusaha untuk tidak menyisakan sebutir nasipun di piring kita ketika makan. Karena boleh jadi barang yang kita remehkan dan kita sepelekan akan sangat berarti bagi orang lain. Jangan sisakan sebutir nasi dipiringmu, jangan biarkan terbuang dengan sia-sia,Selamat Makan!

Sabtu, Juni 12, 2010

MENATAP LANGIT JAKARTA

Pagi itu, aku pun akhirnya tiba di Jakarta, setelah menempuh perjalanan darat dengan mobil travel sekitar 18 jam. Agak lama memang, dikarenakan harus menjemput penumpang lainnya ke rumah masing-masing. Ah..yang penting murah,dapat makan, diantar sampai tempat. Selain murah hitung-hitung menikmati perjalanan ke daerah-daerah pelosok untuk menjemput penumpang dan subhanallah pemandangan alamnya luar biasa.

Setelah tiba di kost baru,aku letakkan barang bawaanku dari kampung yang memang hanya beberapa pakaian ganti. Alhamdulilah susasana kost cukup nyaman dan tenang. Di depan kost,pohon-pohon begitu rimbun ,menjadikan suasana menjadi sejuk dan segar diantara hiruk pikuk kota Jakarta yang panas dan macet.Dari serambi lantai 2 kost ,tepat di depan kamarku…sesekali ku arahkan pandangan mataku ke atas langit kota Jakarta. Subhanallah, walaupun sedikit mendung, aku pun tetap menikmatinya.Hamparan langit yang luas, yang memberikan inspirasi bagiku akan kebebasan,kemerdekaan dan sebuah ke optimisan. Ku tatap langit Jakarta pagi itu,…ah..ternyata tetap sama dan tak jauh beda ketika ku tatap langit di kampungku. Walaupun dipenuhi oleh gedung –gedung tinggi yang menjulang, aku masih dapat menatap langit Jakarta dengan jelas. Gedung-gedung tinggi di Ibu Kota ini tak mampu mengalahkan tinggi dan luasnya langit ciptaan-Nya. Manusia tak lebih hanya sebagai titik kecil diantara luasnya alam semesta ini.

###### Sahabat,sejenak ku berpikir…ketika ku tatap langit di kampungku dan di jakarta ternyata memiliki sebuah kesimpulan yang sama. Kita..manusia yang dibawah langit ini tak ubahnya seorang makhluk kecil dibandingkan dengan luasnya alam semesta ini. Ah..betapa tidak pantasnya diri kita untuk menyombongkan diri, menyombongkan status kita sebagai orang kota atau desa, menyombongkan kedudukan kita, menyombongkan pangkat dan jabatan kita,menyombongkan harta kekayaan kita..sungguh diri ini merasa tak pantas. Lihatlah..betapapun tingginya jabatan seseorang..betapapun dia duduk di gedung –gedung tinggi yang menjulang , dia hanyalah seorang makhluk kecil yang tak mampu menandingi tinggi dan luasnya langit ini,apalagi dibandingkan dengan Sang Pencipta Langit..kita bukan apa-apa. Begitu banyak orang yang sombong, padahal dia berasal dari air yang hina,pergi kemana-mana membawa kotoran..akan tetapi dia merasa tinggi dengan menghujat dan meremehkan orang lain.Status orang kota,atau orang desa, ataupun seorang pegawai,pejabat atau buruh tidak menjamin ketinggian derajat kita di mata Tuhan. Ketaqwaan,dan perbuatan kitalah yang membedakan. Selama kita masih hidup di bawah langit dan masih menghirup bebas udara pemberian-Nya maka kita sama,yang membedakan adalah derajat ketaqwaan kita kepada Allah SWT.Tak sepantasnya kita meremehkan dan merendahkan atau menghina orang lain.Tak sepantasnya kita menyombongkan diri kita. Sahabat..sesekali,luangkanlah waktumu untuk menatap langit,di manapun kita berada, semoga senantiasa mengingatkan kita sebagai makhluk Tuhan yang tak pantas untuk menyombongkan diri dan selalu ingat dengan siapa yang menciptakan kita semua.