Senin, Juni 01, 2009

Pak Ndan & Bu Ndan

Pak Ndan..ya begitulah kami biasa memanggil beliau, seorang lelaki paruh baya panjual nasi bungkus di HIK dekat kost. Masih teringat beberpa tahun yang lalu, ketika HIK pak ndan baru dibuka, sepi pembeli. “ Masak jualan di tanjakan sperti itu, gak strategis banget “ itulah pikran yang muncul dibenakku waktu itu…

Hari berganti bulan, bulan berganti tahun..Ternyata dugaanku salah .HIk pak Ndan bertahan sampai sekarang. Bahkan pelanggannya pun banyak ,dagangannya laris HIk nya pun rame dari sore sampai malem.Aku pun berfikir, kira-kira apa ya yang membuat HIk pak ndan bisa bertahan sampai sekarang? Harga murah, masakan enak, apa Cuma itu?

Ah ternyata masih ada yang lain. Pak Ndan adalah orang yang ramah, sebelum minuman saya habis pun beliau sudah menawarkan jog gratis. “Mas nek badhe nambah mendhet piyambak mawon”. Ya kadangkala malah sebelum meminta gelas kami yang sudah kosong langsung diambil dan dituangin air teh lagi. Pelayanan yang memuaskan, memberi sebelum orang lain meminta, luar biasa pak Ndan.

Sekarang pak ndan di bantu oleh istrinya Bu Ndan untuk jualan di HIK nya. Mulai buka sekitar setengah tiga atau jam tiga sore sampai jam 12an malem, tergantung penjualan hari itu, kadang ketika laris jam delapan malam pun sudah habis-habisan, tapi klo sepi sampai larut malam juga.

Bu ndan pun juga sangat akrab dengan kami,..yang luar biasanya lagi Bu ndan hafal nama –nama kami, dan ketika menyapa beliau menyebutkan nama kami satu persatu..luar biasa bukan? Padahal banyak banget pelanggannya. Mas taufik nopo ngunjukke,…es teh nggih, bahkan bu ndan hafal betul selera pelanggan,..sebelum pesan kadang bu ndan juga dah tahu apa yang menjadi kebisaan pelanggannya..teh kampul anget ya mas? ….

Pak ndan dan bu ndan membuat sendiri dagangan mereka dari nasi sampai gorengannya. Mereka kerja keras jualan di warung HiK nya untuk membiayai sekolah anak-anaknya.Luar biasa….Kadang di pagi hari setelah mengantar anaknya ke sekolah pak ndan mampir ke tempat dia jualan, bersih-bersih , menyapu, membakar sampah..ya biar tempatnya kelihatan bersih untuk jualan nanti sore.

Pak Ndan dan Bu Ndan memang bukan seorang Mahasiswa, tapi kami banyak belajar dari mereka, masakan yang lumayan enak, harga yang terjangkau, tempat yang dijaga kebersihannya, pelayanan yang memuaskan..luar biasa. Pak ndan dan bu ndan memang gak pernah belajar teori marketing di kampus, apalagi membaca bukunya Kottler…tapi mereka mampu mempraktekannya dalam usaha mereka. Belum tentu orang yang hafal teori mampu mempraktekkan dalam kehidupan nyata. Mereka juga tidak pernah belajar teori SDM, teori Psyikologi. tapi mereka mampunyai hubungan inter-relationship yang baik dengan para pelanggannya.Mereka mampu memperlakukan seseorang dengan baik,mampu menghafal nama para pelanggannya, sungguh luar biasa. Kami merasa malu sebagai Mahasiswa, yang kadang kami cuma mengedepankan & mengagung-agungkan status kami tapi kami kalah dengan pak ndan dan bu ndan..bahkan sampai sekarang saya belum tahu nama asli atau nama lengkap mereka berdua. Insyaallah akan segera saya tanyakan,….Pak Ndan dan Bu ndan ..terimakasih atas kuliah gratisnya.